Senin, 27 April 2015

Mengenal Manfaat Air Kelapa

· Air kelapa dapat memperbaiki sirkulasi darah dan dikenal mampu membersihkan saluran pencernaan.
· Air kelapa tidak hanya akan membuat sistem kekebalan tubuh Anda lebih baik, tetapi juga membantu tubuh melawan beberapa jenis penyebab penyakit.
· Jika Anda mengidap penyakit batu ginjal, biasakanlah minum air kelapa secara rutin. Kebiasaan minum air kelapa akan membantu memecah batu ginjal dan memudahkan keluar dari tubuh.
· Air kelapa juga dikenal sejak dahulu dapat menyembuhkan gangguan saluran kencing! Segelas air kelapa akan meredakan rasa sakit akibat susah kencing.
· Jika Anda masih merasa pusing karena mabuk, tak ada yang bisa memulihkannya dengan cepat selain mengkonsumsi air kelapa.
· Air kelapa yang rasanya lembut sangat kaya akan elektrolit dan potassium. Potassium dapat membantu tubuh mengatur tekanan darah dan fungsi organ jantung.
· Air kelapa dapat mempercepat naiknya trombosite bagi penderita DBD dan menurunkan demam (trombosit turun karena dipakai untuk mencegah pendarahan, karena demam tinggi mengakibatkan pengentalan darah dan pori pembuluh darah membesar)
Apalagi air kelapa hijau yang kulit dalamnya ke ungu-unguan, bisa menghilangkan racun. Keracunan makanan atau obat hilangkan dengan meminum air kelapa hijau. Insya Allah.
Usahakan meminum air kelapa tanpa es dan gula pasir.
Semoga bermanfaat!
Sumber: VCO_JOGJA

Segenggam Perkenalan Wibawa

Muhammad Shalallahu'alayhi wassalam sedang duduk-duduk sendirian di Masjidil Haram tatkala Uthbah bin Rabi'ah menghampiri beliau, dan duduk di hadapan beliau, lalu berkata, “Wahai anak saudaraku (Muhammad), engkau termasuk golongan kami. Dari segi keluarga dan keturunan, aku juga tahu kedudukanmu. Engkau telah membawa satu urusan yang besar kepada kaummu, yang dengan urusan itu engkau memecah-belah persatuan mereka, membodoh-bodohkan harapan mereka, mencela sesembahan dan agama mereka dan mengingkari siapapun yang termasuk dalam golongan leluhur mereka. Sekarang dengarkanlah, aku akan menawarkan beberapa hal kepadamu dan engkau bisa memeriksanya, siapa tahu engkau mau menerima sebagian di antaranya.”
Rasulullah tetap tenang dan hanya berkata menanggapi tawaran yang hendak disampaiakan Utbah bin Rabi'ah itu, beliau bersabda, “Katakanlah wahai anak Abul Walid, biar kudengarkan.” Bukankah manusia akan marah mendengar bahwa dirinya dituduh memecah-belah persatuan Quraisy? Bukankah orang biasa tak sudi melayani orang yang telah menuduh dirinya membodoh-bodohkan harapan orang-orang Quraisy, mencela sesembahan-sesembahan mereka, dan mengingkari leluhur-leluhur mereka? Namun tidak bagi orang paling sabar di muka bumi ini. Namun tidak bagi manusia paling mulia yang bersikap begitu tenang ini, hingga berkatalah Utbah menawarkan beberapa hal padanya.
Utbah berkata,“Wahai anak saudaraku, jika engkau menginginkan harta kekayaan sebagai pengganti dari apa yang kau bawa ini, maka kami siap menghimpun harta kami untuk diserahkan kepadamu, sehingga engkau menjadi orang yang paling kaya di antara kami. Jika kamu menginginkan kedudukan, maka kami akan mengangkatmu sebagai pemimpin kami, dan kami tidak akan menyisakan bagi orang selain dirimu. Jika engkau menginginkan kerajaan, kami akan mengangkatmu sebagai raja kami.”
Barangkali ada yang berpendapat, jika Rasulullah mau menerima tawaran Utbah untuk menjadi seorang yang kaya, dalam dakwahnya Rasulullah akan lebih mudah membumikan Islam, toh beliau memiliki kekayaan yang siap digunakan untuk dihamburkan kepada kaum miskin agar mereka mau masuk Islam. Barangkali ada yang berpendapat, kalau beliau menerima tawaran Utbah untuk memiliki kedudukan, toh Rasulullah bisa menggunakannya sebagai modal politis yang besar karena dia memiliki kedudukan yang terhormat. Barangkalai ada yang berpendapat, kalau Rasulullah menerima tawaran menjadi raja di antara orang-orang Quraisy itu, toh Rasulullah akan memiliki kuasa yang besar untuk merubah keadaan.
Sayyid Quthb rahimahullah berkata, “Barangkali ada yang berpendapat, Muhammad Saw. adalah figur yang tepat untuk diberi tugas ini, dalam rangka membumikan aqidah tauhid yang diembannya, dan menjadikan manusia tunduk kepada Rabb yang Mahakuasa, setelah sekian lama ditundukkan pada kekuasaan manusia. Mengingat orang-orang Arab telah merespons baik terhadap dakwahnya, mereka telah memberi beliau kesempatan memimpin dan mengatur, dan sudah cukup banyak otoritas dalam genggamannya dan keagungan dalam singgasananya. Akan tetapi Allah—yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana—tidak mengarahkan Rasulullah untuk hal ini.
“Mengapa demikian?! Allah Sub'hana wata'ala tidak ingin membebani Rasul-Nya dan orang-orang beriman bersamanya. Membebaskan tanah Arab dari cengkraman thaghut Romawi dan thaghut Persia, lalu menyerahkannya kepada thaghut bangsa Arab bukanlah solusi…. Dan bumi ini tidak akan bebas demi Allah, kecuali dikibarkan panji laa ilaaha ilallah.” (Sayyid Quthb (terj.), 2011: 54).
Begitulah Sayyid Quthb mengomentari peristiwa yang bisa jadi merupakan peluang besar bagi Rasulullah untuk membumikan tauhid. Memang tidaklah demikian, sekali-kali tidak! Karena apa artinya kekuasaan Islam bila tauhid dahulu yang tergadaikan? Karena apa arti tauhid bila ia tegak bukan atas kalimat laa illaha illallah?! Karena itulah wibawa dan kehormatan umat ini bisa berada.
Maka inilah suri tauladan dari manusia terbaik, manusia paling mulia, manusia paling sabar kepada kita semua. Sehingga dialah yang mengajarkan pada kita semua bahwa Islam dijunjung tegak atas dasar perjuangan dan semangat hijrah. Ialah yang diberi mandat menetapkan batas-batas kompromi dan tawar-menawar atas agama ini, Islam. Ialah guru terbaik yang juga mengajarkan pada murid-muridnya terbaik agar tetap berlaku sabar dan konsisten atas tauhid apabila telah digenggamnya. Ialah guru Mush'ab bin Umair, seorang parlente yang rela menerima kemarahan ibunya atas tauhid yang diembannya, yang rela memakai jubah usang dan bertambal-tambal akibat kesenangan yang ditinggalkan. 
Ialah Rasulullah Shalallahu'alayhi wassalam, yang menguatkan ketegaran Sumayyah, Yasir, dan Billal ketika diberi tawaran antara siksa-kematian atau hidup—atas kalimat kesyirikan. Ialah yang memegang kemuliaan yang juga menginspirasi Salman al-Farisi atas kesederhanaannya, sehingga lihatlah rumah Salman yang ketika ia berdiri ia akan sampai ke atap, dan ketika ia berbaring, ia akan menyentuh dindingnya. Sehingga mereka dan gurunyalah yang paling mengenal wibawa umat ini. Wallahu'alam. [Ib'nu el-Hadj' Syoe'aib']

Sepotong Perkenalan dari Kami


Fordai Media adalah sayap media dari salah satu organisasi dakwah Islam di Yogyakarta, yaitu Forum Dakwah Islamiyyah. Fordai Media hanyalah sebuah media cetak yang disebarkan di tengah-tengah masyarakat sebagai sebuah alat dakwah yang dipakai untuk melengkapi berpacunya kendaraan dakwah Islam kami. 

Bukannya tanpa tendensi, karena Fordai Media hanya bertendensi untuk berdakwah menyeru kepada Allah semata (dakwah illallah) dengan semangat perjuangan Islam. Kepentingan kami hanyalah mengungkapkan sepercik hal, segenggam tekad, dan sejurus semangat kepada masyarakat tentang berIslam.
Kami menyadari bahwa kami yang baru lahir ini bukanlah sebesar sayap-sayap media yang ada di organisasi-organisasi Islam yang lain yang telah menjadi senior kami dalam menggunakan alat yang disebut media, pers, atau jurnalistik. Lebih dari sekedar mengekspresikan keilmuan—yang tidak bisa dikatakan meruah pula—. Fordai Media dan tim hanya ingin bersanding serta berbagi dengan masyarakat dengan sedikit adanya pengetahuan yang dibangun di dalam sebuah media.
Fordai Media juga tidak berafiliasi terhadap partai atau organisasi politik praktis maupun pragmatis apapun, hanya sekedar mengemban amanah menjadi sayap media dari organisasi Fordai (Forum Dakwah Islamiyyah). Singkatnya, melalui secarik kertas, sebaris tulisan, atau sebentuk penggambaran, kami hanya ingin menyeru kepada Allah semata di tengah masyarakat ini.