Senin, 04 Mei 2015

Mengapa Allah menciptakan Lebah?

Lebah adalah salah satu jenis hewan yang namanya dicantumkan sebagai nama surat di dalam Al-Qur’an. Tentu saja, pasti ada hikmah yang bisa diambil oleh manusia berkaitan dengan pencantuman nama hewan ini sebagai salah satu nama surat di dalam Al-Qur’an oleh Allah subhaanahu wa ta’aalaa. Banyak orang yang belum memahami dan bertanya-tanya mengapa hewan kecil -yang suka menyengat jika diganggu- ini dimasukkan sebagai nama surat? Namun pertanyaan tersebut akan sirna dengan sendirinya dan akan segera memperoleh jawaban apabila membaca 2 ayat di dalam surat An-Nahl. 

Di ayat 68-69 surat An-Nahl, Allah ‘azza wa jalla berfirman:

وَأَوۡحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحۡلِ أَنِ ٱتَّخِذِي مِنَ ٱلۡجِبَالِ بُيُوتٗا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعۡرِشُونَ ٦٨ ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسۡلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلٗاۚ يَخۡرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٞ مُّخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٞ لِّلنَّاسِۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٦٩ 
Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl : 68 - 69)

Ayat di atas secara jelas menjelaskan tentang manfaat yang diperoleh dari lebah yaitu madu yang sekarang ini sudah populer bahwa madu dapat dijadikan obat. Subhaanallaah. Itulah satu kata yang terucap tentang salah satu kebesaran Allah ini. Dan bagi orang yang memikirkan tentang hal ini seharusnya sadar bahwa Allah Maha Besar. Allah yang berkuasa di langit dan di bumi. Dia yang menciptakan alam semesta, Dia pula yang memberikan rizqinya, Dia pula yang memeliharanya dengan segala aturan/syari’at yang dibuat-Nya. Maka sudah seharusnya manusia itu berfikir, merenung, dan menyatakan bahwa dirinya itu adalah hamba Allah yang harus tunduk dan patuh (Islam) kepada aturan/ syari’at Allah, bukan aturan selain-Nya. 
(dari berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar